TERMODINAMIKA
APLIKASI
TERMODINAMIKA PADA DONGKRAK HIDROLIK/CAR LIFT
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Prinsip termodinamika telah terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari.
Bumi setiap hari menerima energi
gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas,
energi angin, gelombang laut, proses
pertumbuhan
berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia
juga merupakan proses konversi energi
yang kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan
energi yang sangat
bernilai yaitu energi pikiran kita.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka prinsip alamiah
dalam berbagai proses termodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu
manusia dalam menjalankan
kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat
kita kenal dari mesin konversi energi,
yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber energi lain menjadi energi mekanis
dalam bentuk gerak atau perpindahan
diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi
berbagai jenis barang, digerakkan oleh
mesin pembangkit energi listrik yang
menggunakan prinsip konversi energi
panas
dan kerja.
Tekanan adalah
salah satu konsep dasar termodinamika yang harus diketahui. Salah satu prinsip
berdasarkan tekanan adalah Prinsip Pascal yang menyatakan bahwa “Tekanan
yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan
sama besar
.” Salah satu aplikasi dari
hukum Pascal adalah alat dongkrak hidrolik/car lift yang berguna bagi
pengangkatan mobil.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami mengangkat judul “Aplikasi
Termodinamika pada Dongkrak Hidrolik/Car Lift”.
b. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
prinsip kerja dongkrak hidrolik?
2.
Bagaimana
hubungan prinsip kerja dongkrak hidrolik dengan Termodinamika?
c. Tujuan
dan Manfaaat
1.
Mengetahui
prinsip kerja dongkrak hidrolik.
2.
Mengetahui
hubungan prinsip kerja hidrolik dengan Termodinamika.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep Dasar Termodinamika
1. Pengertian
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang
secara spesifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud
dalam berbagai bentuk. Selain energi panas dan kerja, yaitu
energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan lain-lain. Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain,
baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal,
tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan,
yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini
disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.
2.
Siklus dalam termodinamika
Dengan menganggap sejumlah tertentu gas terkandung
dalam sebuah silinder yang disusun dengan piston dan
thermometer. Dengan
menggerakan piston
dan memanaskan atau mendinginkan
silinder, tekanan P, volume V, dan
suhu
T dapatdiubah.Keadaan termodinamika gas ditentukan dengan memberikan nilai dari
variable variabel termodinamika P,V dan T. Jika
variable-variabel dihubungkan oleh persamaan : PV=nRT
Dimana
n adalah jumlah mol gas dan R=8,314 J/K adalah tetapan gas .Persamaan ini menunjukan bahwa
jika dua variable diketahui, variable ketiga dapat Ditentukan . Hal
ini berarti hanya dua variable yang diperlukan untuk menentukan keadaan. Bahkan jika gas tidak ideal, hanya
dua variable yang diperlukan, karena
terdapat
persamaan keadaan yang berhubungan dengan variable-variabel ini. Siklus termodinamika terdiri dari
urutan operasi/proses termodinamika, yang
berlangsung
dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses.
Jika 2 operasi
atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk lintasan tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva
merupakan kerja yang dilakukan, sehingga kerja netto
dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh lintasan.Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah
penting di dalam sistem pembangkit
tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll). Mesin-mesin ini menggunakan campuran bahan bakar
dan udara untuk operasinya. Karena massa bahan bakar
yang digunakan sangat kecil bila dibandingkan dengan massa udara, sehingga campuran diasumsikan mengikuti
sifat-sifat gas sempurna.
3.
Klasifikasi Siklus Termodinamika
Siklus
termodinamika, secara umum, bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
1.
Siklus reversibel,
2.
Siklus irreversibel.
a.
Siklus Reversibel
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya,
akan membalik proses seutuhnya,
dikenal dengan proses reversibel. Sebagai contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2,
kerja yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah Q1-2.
Sekarang jika kerla dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan mengeluarkan kalor sebesar
Q1-2, kita akan membawa sistem kembali dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversibel. Pada proses reversibel, seharusnya
tidak ada kerugian panas karena gesekan, radiasi atau
konduksi, dan sebaginya.
Siklus akan reversibel jika semua proses yang membentuk siklus 3 adalah
reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai kembali pada
akhir siklus.
b. Siklus
Ireversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika
perubahan dalam arah sebaliknya,
akan
membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses,
maka disebut proses ireversibel. Pada proses
ireversibel,
terjadi kerugian panas karena gesekan, radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di lapangan, sebgai
besar proses adalah ireversibel. Penyebab utama ireversibel
adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak tertahan, (3) perpindahan panas dengan perbedaan
temperatur tertentu. Lebih jauh, gesekan akan merubah
kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja
mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses adalah ireversibel.
Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses ireversibel
pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi awal tidak didapati pada
akhir siklus.
4. Reversibilitas
Proses Termodinamika
1.
Isothermal dan Adiabatik
Perlu dicatat bahwa proses atau siklus penuh adalah
hal yang ideal. Dalam keadaan
sebenarnya, operasi isotermal atau adiabatik lengkap tidak dicapai. Namun demikian
keadaan ini bisa diperkirakan. Alasan dari hal tersebut adalah tidak mungkin mentransfer kalor pada temperatur
konstan pada operasi isotermal. Lebih jauh, adalah tidak mungkin membuiat silinder
non-konduksi pada proses adiabatik. Pada keadaan sebenarnya,
proses isotermal bisa dicapai jika proses begitu lambat sehingga kalor yang diserap atau dilepaskan pada laju
dimana temperatur tetap konstan. Dengan cara yang sama,
proses adiabatik bisa dicapai jika proses terjadi dengan sangat cepat sehingga tidak ada waktu bagi kalor untuk
masuk atau meninggalkan gas. Dengan
pandangan tersebut, proses isotermal dan adiabatik dianggap sebagai proses reversibel.
2. Volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan
Kita tahu bahwa temperatur benda panas, yang
memberikan panas, tetap konstan selama
proses, temperatur zat kerja akan bervariasi ketika proses berlangsung. Dalam pandangan ini, ketiga operasi di
atas adalah ireversibel. Tetapi hal ini bisa dibuat 4 mendekati
reversibilitas dengan memanipulasi temperatur benda panas bervariasi sehingga pada setiap tingkatan
temperatur zat kerja tetap konstan.
Dalam
hal ini, proses volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan dianggap sebagai proses reversibel.
5.
Hukum
Termodinamika
a. Hukum
Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu
sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam
sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem. Hukum
pertama termodinamika adalah konservasi energi. Secara
singkat, hukum tersebut
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya.Untuk tujuan termodinamik, perlu lebih spesifik
dan menguraikan hukum tersebut secara lebih
kuantitatif. Termodinamika memperhitungkan
hubungan antara system S, misalnya gas
dalam
silinder dan lingkungan ε di sekelilingnya.Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di luar system yang dapat mempengaruhi system, dimana pada banyak
kasus termasuk pada sekeliling system.
Sistem
dan lingkungan merupakan semesta
U.
Energi sestem (Es) adalah jumlah energi kinetik
molekul-molekul system
(energi
termal) dan energi potensial atom-atom dalam molekul (energi kimia). Energi Es bergantung
pada keadaan system,berubah ketika keadaan berubah.Misalnya, perubahan isobaric ,sumber panas meningkatkan energi
termal system. Jika sumber panas adalah bagian dari
lingkungan, energi Eε lingkungan juga berubah. Hukum pertama termodinamika mengatakan
bahwa energi Eu semesta
Eu = Es + Eε
Tidak
berubah.Ini berarti, jika Es dan Eε adalah energi sistem dan lingkungan ketika sistem berada pada satu
keadaan dan E’s dan E’ε adalah energi ketika sistem berada pada keadaan lain, maka
E’s + E’ε = Es + Eε
atau (E’s – Es ) + ( E’ε - E ε )
Seperti
sebelumnya, delta digunakan sebagai awalan yang berati “perbedaan dalam“ atau perubahan dari“. Secara spesifik ΔES adalah energi
dari keadaan akhir sistem
dikurangi energi dari keadaan awal,
ΔES = E’S – ES
Dan
ΔES adalah energi akhir lingkungan dikurangi energi awal
ΔEε = E’ε – Eε
Hubungan
simbol-simbol persamaan diatas
dapat
dituliskan
ΔES + ΔEε = 0 atau
ΔES = - ΔEε hukum pertama
Ini
adalah ungkapan matematika yang sesuai untuk hukum pertama termodinamika. Persamaan tersebut digunakan untuk
menghitung perubahan energi sistem
jika perubahan energi lingkungan diketahui, dan serbaliknya.
b. Hukum
kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Sebuah
benda dengan massa m dilepaskan dari ketinggian h secara spontan jatuh ke tanah, kemudian diam.Pada
situasi ini energi semesta adalah jumlah energi termal benda, energi termal tanah dan
energi mekanik benda.Sebelum dilepaskan, benda mempunyai
energi mekanik yang sama dengan energi potensialnya U = mgh, dan setelah
benda tersebut diam di tanah, energi mekaniknya nol.Pada proses ini, dengan demikian energi mekanik semesta
berkurang dari mgh menjadi nol.Jika energi total semesta
tidak berubah (hukum pertama termodinamika), energi termal semesta dapat meningkat dengan mgh.Peningkatan energi termal
menunjukan peningkatan yang kecil
pada
temperatur benda dan tanah. Sebagaimana
diketahui dari pengalaman sehari-hari bahwa suatu benda yang awalnya diam di tanah tidak akan
pernah secara spontan meloncat ke udara.
Hal
tersebut tidak mungkin terjadi karena
melanggar hukum pertama.Jika sebuah benda meloncat ke udara, akan terjadi peningkatan
energi mekanik semesta. Hal
ini tidak akan melanggar hukum
pertama, bagaimanapun jika terdapat hubungan penurunan energi termal semesta. Hukum pertama tidak menjelaskan
mengapa benda tidak pernah meloncat ke
udara
secara spontan.
Proses benda meloncat ke udara secara spontan adalah
kebalikan dari proses benda
jatuh ke tanah secara spontan.Satu proses terjadi dengan mudah. Sedangkan proses kebalikannya tidak akan
pernah terjadi sama sekali.Banyak proses irreversibel yang lain yang dapat terjadi hanya
dalam satu arah.Sebagai contoh, ketika benda yang dingin
dan benda panas bersentuhan, kalor selalu mengalir dari benda panas kebenda yang dingin, dan tidak pernah dari
benda dingin ke benda yang panas.
Akibatnya
suhu benda yang panas menurun, sedangkan
suhu benda yang dingin meningkat.
Jika
proses kebalikan yang terjadi, benda yang
dingin akan menjadi lebih dingin sedangkan benda yang
panas akan lebih panas. Contoh
lain, tinta diteteskan kedalam segelas air,
menyebar
hingga tinta tersebut dalam air.proses kebalikannya, dimana campuran air dan tinta secara spontan memisah
menjadi air murni dan tinta murni, tidak akan pernah terjadi
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika
kedua menyebutkan
bahwa
adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir
pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa
aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah
reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh
jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari
tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari
salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya.
c. Hukum
ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur
nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol.
B. Konsep
Tekanan pada Fluida
Dalam ilmu fisika, Tekanan diartikan sebagai gaya
per satuan luas, di mana arah gaya tegak lurus dengan luas permukaan. Secara matematis,
tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini :
P =
P = tekanan,
F
= gaya
A
= luas permukaan. Satuan gaya (F) adalah Newton (N), satuan luas adalah meter persegi (m2). Karena tekanan
adalah gaya per satuan luas maka satuan tekanan adalah N/m2. Nama lain dari N/m2 adalah
pascal (Pa). Pascal dipakai sebagai satuan Tekanan untuk menghormati Blaise
Pascal.
Ketika kita membahas Fluida, konsep Tekanan menjadi
sangat penting. Ketika fluida berada dalam
keadaan
tenang, fluida memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan kontaknya.
Misalnya kita tinjau air yang berada di
dalam gelas,setiap
bagian air tersebut memberikan gaya dengan arah tegak
lurus terhadap dinding gelas. jadi setiap bagian air memberikan gaya tegak
lurus terhadap setiap satuan
luas dari wadah yang ditempatinya, dalam hal ini gelas. Demikian juga air dalam
bak mandi atau Air
kolam renang. Ini merupakan salah satu sifat penting dari fluida statis alias
fluida yang sedang diam. Gaya
per satuan luas ini dikenal dengan istilah tekanan. Mengapa pada fluida diam arah gaya
selalu tegak lurus permukaan ? Hukum III Newton yang pernah kita pelajari
mengatakan bahwa jika ada gaya aksi
maka
akan ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Ketika fluida
memberikan gaya aksi
terhadap permukaan, di mana arah gaya tidak tegak lurus, maka permukaan akan
memberikan gaya reaksi
yang arahnya juga tidak tegak lurus. Hal ini akan menyebabkan fluida mengalir.
Tapi kenyataannya fluida tetap diam. Jadi
kesimpulannya, pada fluida diam, arah gaya selalu tegak lurus permukaan wadah yang ditempatinya.
Sifat penting lain dari fluida diam adalah fluida
selalu memberikan tekanan ke semua arah.
Untuk
lebih memahami penjelasan ini, masukan sebuah benda yang bisa melayang ke dalam gelas atau penampung yang berisi
air. Jika air sangat tenang, maka benda yang anda masukan tadi tidak bergerak karena
pada seluruh permukaan benda tersebut bekerja tekanan yang sama besar. Jika tekanan air tidak
sama besar maka akan ada gaya total, yang akan menyebabkan benda bergerak (ingat hukum II Newton).
Pgage = Pabs
– Patm (untuk P > Patm)
Pvac = Patm
– Pabs (untuk P < Patm)
a. Tekanan
Atmosfir (Tekanan Udara)
Sebagaimana setiap fluida, tekanan atmosfir bumi
juga berubah terhadap kedalaman (atau ketinggian). Tetapi tekanan atmosfir bumi agak
berbeda dengan zat cair. Perubahan massa jenis zat cair sangat kecil untuk perbedaan kedalaman yang
tidak sangat besar, sehingga massa jenis zat cair dianggap sama. Hal ini berbeda dengan massa jenis
atmosfir bumi. Massa jenis atmosfir bumi bervariasi cukup besar terhadap ketinggian. Massa jenis
udara di setiap ketinggian berbeda-beda sehingga kita tidak bisa menghitung tekanan atmosfir
menggunakan persamaan yang telah diturunkan di atas.
Selain itu tidak
ada
batas atmosfir yang jelas dari mana h dapat dukur. Tekanan atmosfir juga
bervariasi terhadap cuaca.
b. Tekanan
absolut
Tekanan
absolut = tekanan atmosfir + tekanan terukur. Jadi untuk
mendapatkan tekanan absolut, kita
menambahkan
tekanan terukur dengan tekanan atmosfir. Dengan kata lain, tekanan absolut =
tekanan total. Secara matematis bisa
ditulis :
P = Patm +
P terukur
misalnya
jika tekanan ban yang kita ukur = 100 kPa, maka tekanan absolut adalah : P = Pa + pukur
P
= 101 kPa + 100 kPa
P
= 201 kPa
c. Tekanan gauge (tekanan tolok)
Tekanan gauge merupakan kelebihan tekanan di atas tekanan atmosfir.
Misalnya kita tinjau tekanan ban sepeda motor. Ketika ban sepeda motor kempes, tekanan dalam ban =
tekanan atmosfir (Tekanan atmosfir = 1,01 x 105 Pa = 101 kPa
C. Hukum Pascal
Mungkin
kita
pernah melihat mobil mogok
di jalan karena ban dalam mobil
tersebut
kempis alias pecah. Ketika
roda mobil mengalami
kerusakan maka sopir atau kondektur
harus menggantinya dengan roda yang lain. Atau kadang
mobil harus digiring ke bengkel. Agar roda mobil yang rusak bisa diganti maka digunakan bantuan
dongkrak hidrolik.
Sebagaimana telah kita pelajari pada pokok bahasan Tekanan
pada Fluida, setiap fluida selalu
memberikan
tekanan pada semua benda yang bersentuhan dengannya. Air yang kita masukan ke
dalam gelas akan memberikan tekanan pada
dinding gelas. Demikian juga apabila kita mandi dalam kolam renang atau air laut, air kolam
atau air laut tersebut juga memberikan tekanan pada seluruh tubuh kita. Nah, tekanan total air pada
kedalaman tertentu, misalnya tekanan air laut pada kedalaman 200 meter merupakan jumlah tekanan atmosfir
yang menekan permukaan air laut dan “tekanan terukur” pada kedalaman 200 meter. Jadi selain lapisan bagian atas air menekan
lapisan air yang ada di bawahnya,
terdapat
juga atmosfir alias udara yang menekan permukaan air laut tersebut.
Tekanan yang ditimbulkan oleh lapisan fluida yang
ada di atas bisa kita katakan “tekanan dalam” karena tekanan itu sendiri berasal dari
dalam fluida sedangkan tekanan atmosfir bisa kita katakan “tekanan luar” karena atmosfir terpisah dari
fluida. Tekanan atmosfir yang dalam kasus ini merupakan tekanan luar, bekerja pada seluruh
permukaan fluida dan tekanan tersebut disalurkan pada seluruh bagian fluida. Karenanya tekanan total
fluida pada kedalaman tertentu selain
disebabkan oleh tekanan lapisan fluida
pada bagian atas, juga dipengaruhi oleh tekanan luar (untuk kasus di atas
adalah tekanan atmosfir).
Untuk semakin memahami penjelasan ini, mari kita
tinjau zat cair yang berada dalam suatu wadah. Tekanan
zat cair pada dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada
bagian di atasnya (ingat
kembali pembahasan mengenai Tekanan Pada Fluida). Semakin ke bawah,
semakin besar tekanan zat
cair tersebut, sebaliknya semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair.
Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p = massa
jenis, g = percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman). Pada
setiap titik pada kedalaman yang sama, besarnya tekanan sama. Hal ini berlaku untuk semua zat cair dalam
wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut. Apabila kita tambahkan tekanan
luar, misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair
adalah sama di mana-mana. Jadi apabila diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat
tekanan yang sama. Karenanya besar tekanan selalu sama di setiap titik pada kedalaman yang
sama. Ini merupakan Prinsip Pascal, dicetuskan dan dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, Blaise Pascal (1623-1662).
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik
Bagaimana
prinsip kerja dongkrak/ lift hidrolik yang biasa digunakan untuk mengangkat mobil ? Prinsip Pascal menyatakan bahwa “Hukum Pascal menyatakan
tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah
dengan sama besar
.”
Secara
matematis bisa ditulis sebagai berikut : P1 = P2
Keterangan :
P = Tekanan
F1= Gaya penghisap 1
A1= Luas permukaan 1
d = Diameter
F2= Gaya penghisap 2
A2= Luas permukaan 2
d = Diameter
Kata
masuk mewakili tekanan yang diberikan, sedangkan kata keluar mewakili
tekanan yang diteruskan.
Add caption |
Dongkrak
hidrolik
terdiri dari sebuah bejana yang memiliki dua permukaan. Pada kedua permukaan
bejana terdapat penghisap (piston), di
mana luas permukaan piston di sebelah kiri lebih kecil dari luas permukaan piston di sebelah kanan.
Luas permukaan piston disesuaikan dengan luas permukaan bejana. Bejana diisi cairan, seperti
pelumas. Apabila piston yang luas
permukaannya kecil ditekan ke bawah, maka setiap bagian cairan juga ikut tertekan. Besarnya tekanan yang
diberikan oleh piston yang permukaannya kecil (gambar
kiri) diteruskan ke seluruh bagian
cairan. Akibatnya, cairan menekan piston yang luas permukaannya lebih besar (gambar kanan) hingga piston
terdorong ke atas. Luas permukaan piston yang ditekan kecil, sehingga gaya yang diperlukan untuk
menekan cairan juga kecil. Tapi karena tekanan (Tekanan = gaya /satuan luas)
diteruskan seluruh bagian cairan, maka gaya yang kecil tadi berubah menjadi
sangat besar ketika
cairan menekan piston di sebelah kanan yang luas permukaannya besar. Jarang
sekali orang memberikan
gaya masuk pada piston yang luas permukaannya besar, karena tidak
menguntungkan. Pada
bagian atas piston yang luas permukaannya besar biasanya diletakan benda atau bagian benda yang mau diangkat (mobil).
Jangan
heran jika mobil yang massanya sangat besar dengan mudah diangkat hanya dengan menekan salah satu piston. Ingat
bahwa luas permukaan piston sangat kecil sehingga gaya yang kita berikan juga kecil. Walaupun
demikian gaya masukan yang kecil tersebut bisa berubah menjadi gaya keluaran yang sangat besar bila
luas permukaan keluaran sangat besar. Jika dongkrak hidrolik dirancang untuk mengangkat mobil yang
massanya sangat berat maka perancang perlu memperhatikan besar gaya berat mobil tersebut dan besarnya
gaya keluaran yang dihasilkan oleh dongkrak. Semakin besar gaya berat mobil yang diangkat maka
semakin besar luas permukaan keluaran dari dongkrak hidrolik. Minimal gaya keluaran yang dihasilkan oleh
dongkrak hidrolis lebih besar/sama dengan gaya berat benda yang diangkat
B. Hubugan
Prinsip Kerja Hidrolik dengan Termodinamika
Prinsip kerja
hidrolik adalah aplikasi dari Hukum I Termodinamika yaitu tersebut
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Dalam dongkrak hidrolik mengubah energy fluida menjadi energy gerak.
Dongkrak
Hidrolik bekerja dengan sistem tertutup (Closed System) yang mempunyai
massa yang tertentu jumlahnya dan tidak ada
massa
yang dapat melintasi/melewati batas sistem.
Suatu
sistem tertutup hanya dapat mengadakan
pertukaran
energi dengan lingkungannya atau sistem lain. Sistem
yang tidak
memindahkan atau menukarkan
massa ke lingkungan (massa tetap),
tapi mungkin panas dan kerja dapat
melintas
batas sistem.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prinsip kerja dongkrak hidrolik/car lift adalah
berdasarkan salah satu konsep dasar termodinamika yaitu Tekanan ( Hukum Pascal)
yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan
ke segala arah dengan sama besar.
2. Hubungan prinsip kerja dongkrak hidrolik dengan
termodinamika adalah Hukum I Termodinamika yang menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Dongkrak Hidrolik bekerja dengan system tertutup.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamid, Abu Ahmad.2007. Kalor dan Termodinamika. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diktat%20Termodinamika.pdf.Diakses
6 Maret 2014
Paulisa,Osa.2008.Fisika Kelas Teknologi dan Kesehatan untuk
SMA Kelas XI. Bandung : Grafindo Media Pratama.
San,Alexander
Lohat.Tanpa Tahun. Fluida Statis Untuk
Kelas XI. http://si.itats.ac.id/repository/Materi-Perkuliahan/Fisika/Fluida%20dinamis.pdf.
Diakses tanggal 11 Maret 2014
Wijayanto,
Danar Susilo.Tanpa Tahun. Prinsip Dasar
Termodinamika.
Yas,
M.Ali.2007. Fisika Kelas XI. Jakarta
: Yudhistira Quadra
0 komentar :
Posting Komentar